Friday 28 December 2012

Bebek goreng saos tiram.......

bebek goreng @Tojeh_Kere-Hore 116cc podium 1 dan 2 time 8,3 makasih buat #26 #157  @cimot mekanik paterson racing .........



@Nawier #157

@Eko kodok #26

@Fandhi pendhol #90








Silincer 2Tk CLD,AHM,DBS,DBS Carbon Mau pake yg mana (y)


Monday 10 December 2012

Tuh Kan Keluar

Tuh Kan Keluar…

Awalnya gue malu menceritakan kejadian ini, berhubung manusia sabun nan absurd @boyfarabian yang selalu memaksa gue untuk segera mengirimkan bahan untuk buku, dengan terpaksa gue menceritakan semuanya. Puas lo, Boy!
Kejadian memalukan ini gue alamain pada waktu SMA.  Berawal dari jadwal makan gue yang kurang teratur. Kadang sehari bisa makan sampai empat kali, bahkan pernah gak makan selama dua hari, dan gak jarang juga gue makan sehari sekali. Di senin pagi menjelang berangkat sekolah yang sedikit mendung itu gue menghabiskan seluruh sarapan yang ada di meja makan. Yap! Gue laper.
Di Sekolah
Sama seperti sekolah lain pada umumnya. Senin itu, di sekolah yang lebih mirip gedung samsat ini kita menggelar salah satu ritual sakral mingguan yakni upacara bendera.  Awalnya sih gak ada yang aneh pada upacara bendera kali ini. Selain muka Kepala Sekolah gue yang lebih mirip Adam Suseno suaminya Inul Daratista, dan beberapa wajah guru serta staff tata usaha yang terlihat menahan bosan mendengar ocehan Kepala Sekolah. Dan disaat yang bersamaan pula, perut mendadak ngehe. Mules, Bray!!
Di sinilah drama dimulai..
Berhubung yang pada saat itu gue lagi nahan mules. gue panik dan gak bisa ngomong apa-apa. Niatnya sih gue mau izin sama guru pengawas yang ada di belakang barisan. Namun, berhubung muka gurunya yang terlihat gak enak, niat itu sirna dengan sendirinya.
Hampir lima belas menit menahan mules, gue merasakan ada sesuatu yang hendak ‘keluar’ dari lobang pantat gue. Damn!.  Sesuatu yang mungkin gak bisa gue katakan sekarang karena pasti kalian udah ngerti apa yang hendak ‘keluar’ itu.  Gue merasakan sekujur tubuh gue merinding, bulu kuduk gue berdiri, perasaan ini sama saat gue kepergok melakukan onani di wc sekolah.
Gue yang pada saat itu cuma bisa diam beribu kata, lambat laun jadi gak karuan sendiri. Temen gue, sebut saja namanya Reza, seorang lelaki bujang yang mengabdikan dirinya kepada belahan toket, melihat keanehan yang terpancar dari wajah lugu gue. Dan dia pun nanya..
“Elo kenapa, Wir?”, Tanya dia pelan
“Enn.. Enn.. Engga apa-apa, Za..”, Jawab gue sedikit kaku.
Sebenernya gue pengen ngomong sama si Reza kalo gue kecepirit, tapi gue takut kalo anak-anak yang lain juga ikutan denger, bisa-bisa gue dihina sampe lulus sekolah kalo mereka tau gue kecepirit pada saat upacara bendera. Bisa-bisa cewe yang gue taksir selama ini jadi illfeel sama gue. Atau lebih parahnya lagi, bisa aja gue di drop out dari sekolah ini! Oke gue tau ini lebay, tapi emang bener gue takut..
Hingga pada akhirnya semua ketakutan itu terjawab sudah setelah salah satu anak dibelakang gue teriak dengan nada yang gak begitu kencang tapi cukup untuk terdengar hingga sampai keujung barisan..
“Errghh.. Bau apaan ini!?”
Setan! Ternyata baunya sampe kecium ampe kebelakang! Gue harus gimanaaa?!?
“Iya nih, bau apaan sih!?” Timpa anak yang lainnya sembari menutup hidung mereka masing-masing
Reza yang pada saat itu menutup hidung juga, menyadari hal aneh pada diri gue. Hingga dia nanya dengan sedikit teriak, teriakkan yang mungkin gak pernah bisa gue lupain ampe seumur hidup gue..
“WIR! LO KECEPIRIT YA!?!”, Teriak Reza dengan kerasnya
“Bangsat! Kenapa si bodoh ini harus teriak segala? Apa dia gak nyadar kalo sekarang ini lagi upacara bendera? Atau dia cuma ingin mempermalukan gue di depan umum?”  Umpat gue dalam hati
Gue yang saat itu berada di barisan tengah, mendadak menjadi sorotan publik. Seakan-akan semua mata tertuju pada gue, walaupun sebenarnya tertuju pada belahan pantat gue yang lambat laun sedikit menguning. Errgh..
Pengawas barisan yang saat itu mendengar teriakkan Reza langsung menghampiri Reza.
“Kenapa kamu teriak?” Tanya pengawas..
“I..ini Pak, Wira kecepirit..”, Jawab Reza sembari menutup hidungnya dengan keras
Pengawas barisan yang saat itu langsung menatap gue, dan dia pun sepertinya mengerti, tiba-tiba menarik gue keluar barisan dan menyuruh gue segera pergi ke WC sekolah.
Gue yang malu pada saat itu cuma bisa lari, lari sekenceng-kencengnya sembari menutupi belahan pantat gue dengan kedua tangan gue. Meskipun perbuatan itu sia-sia, karena hampir semua anak di sekolah ini telah mengetahui kalo gue kecepirit di celana.
****
Semenjak kejadian itu kehidupan gue di sekolah jadi gak tenang, gue selalu diolok-olok teman sekelas gue,  dan bahkan tiap kali ada bau aneh yang mereka cium, mereka selalu menunjuk gue sebagai biang keladinya. What the fuck!!

Doa IBU...